Selasa, 20 Juli 2010

Sepak Bola Kertas, taas, taasss

         
          Sudah merupakan hal yang wajar jika bermain sepak bola dengan menggunakan bola sebagai alat permainan... Nah bagaimana jika yang di sepak itu adalah kertas? benar-benar unik namun menarik!
          Di desa tangkup perbatasan klungkung-karangasem bali, murid-murid SD yang gemar sepak bola memanfaatkan kertas sebagai sarana pengganti bola... Walaupun tinggal di desa, tetapi pola pikir anak-anak tersebut sungguh kreatif! Mungkin karena kendala biaya untuk membeli sebuah bola, kemudian mereka berpikir dan menemukan ide bagaimana caranya bermain bola tanpa biaya mahal....
          Mereka mulai mengumpulkan kertas-kertas bekas... Setelah terkumpul cukup banyak, mereka membentuk kertas-kertas tersebut menyerupai bola.. kemudian memulai permainan sepak bola dengan penuh canda tawa... Aturan mainnya sama dengan sepak bola asli, cuma berbeda alat dan tanpa menggunakan tiang gawang....
           Goooooaaalll........ Teriak salah satu bocah ketika berhasil mencetak goal ke kandang lawan diiringi senyum puas teman-temannya... Mereka bermain layaknya bintang lapangan... Mungkin dalam benak bocah-bocah itu, mereka berfantasi dirinya itu adalah christian ronaldo, david vila, mungkin juga ada yang menganggap dirinya seperti maradona...
           Ternyata demam piala dunia masih melekat pada diri bocah-bocah itu... Terlihat dari mimik wajah mereka dalam semangat bersepak bola, walaupun sarana yang digunakan hanyalah sebuah kertas... =)






Sabtu, 10 Juli 2010

Dalang Cilik

Disaat anak-anak seusianya asik bermain video game, bocah ini justru gemar bermain wayang.... kegemaran bermain wayang mungkin timbul spontan dari nurani sang bocah & hal itu tentu patut diacungi jempol. Mungkin suatu saat bocah ini akan menjadi dalang terkenal seperti wayang "ceng blonk".... Dan masih banyak lagi anak-anak seperti ini yang cinta akan budaya... Alangkah baiknya jika berbudaya ditanamkan sejak dini agar kelak menjadi orang yang tak pernah lupa akan budaya sendiri.

Kamis, 08 Juli 2010

Ketika “Gitar” Bicara

          Rabu, 7 juli 2010 panggung ksirarnawa art center digetarkan oleh penampilan jazz fusion yang dibawakan balawan dengan "batuan etnik fusion". I wayan balawan menyihir penonton selama kurang lebih dua jam dengan petikan gitarnya.
         Konser balawan tidak sekedar membawakan musik-musik berirama jazz saja, banyak hal yang yang unik dari konser tersebut. Di sela-sela pertunjukan, penonton dikejutkan dengan tampilnya tarian kontemporer yang disajikan oleh ayu laksmi dan sura yang tampil begitu memukau.
Uniknya lagi, balawan mengajak salah satu penonton untuk tampil di panggung berkolaborasi dengannya. Penonton tersebut bernama “taro” yang berasal dari jepang. Mereka berkolobarasi secara spontan dan tentunya sangat kocak. Taro dengan alat ketipung sedangkan balawan dengan gitarnya. Alat musik tersebut terdengar saling bersautan layaknya orang ngobrol. Salah satu penonton spontan berbisik “wah, gitarnya bisa bicara” sambil terkagum-kagum melihat aksi balawan.


Selasa, 06 Juli 2010

Kolaborasi Group Bhaskar’Arts theatre (India) di Singapore dengan Sanggar Seni Saba Sari Taman Saba Blahbatuh Gianyar


Sungguh merupakan hal yang menarik jika seniman bali berkaloborasi dengan seniman india. Mereka menari bersama dalam satu panggung menggelar pertunjukan yang sangat menghibur dan penuh makna. Cerita yang mengisahkan tentang asal mula Dewa Ganeca (putra Dewa Ciwa yang berkepala gajah) disajikan dengan penuh semangat serta ditambah gerakan yang atraktif oleh sang penari. Irama musik yang indah membuat penonton melupakan sejenak masalah yang ada di benak mereka dan asik menikmati jalannya pertunjukan. Di sela-sela pertunjukan tak lupa diselipkan humor yang membuat penonton tersenyum puas.


Minggu, 04 Juli 2010

Legong Kreasi "KARNA GUGUR"


Legong Kreasi "Karna Gugur" merupakan sebuah garapan Legong masal yang menampilkan 20 orang penari dengan lakon yang diambil dari cerita Bharata Yudha - Gugurnya Karna. Cerita ini mengisahkan gugurnya Adhipati Karna, senopati Korawa yang gagah berani namun goyah dalam nurani. Sebagai bagian dari darah daging Pandawa, batin Karna sering gundah ketika harus bertempur melawan saudaranya sendiri untuk membela korawa yang selama ini telah memberikannya kemuliaan dan kebahagiaan. Akhirnya Adhipati Karna gugur di tangan Arjuna.

Dipentaskan oleh: GEOKS - Singapadu Gianyar
Karya: I Wayan Dibia
Sabtu, 3 Juli 2010
Di Pesta Kesenian Bali