Minggu siang yang cerah di Desa Tianyar Karangasem Bali . Dibawah teriknya sinar matahari terlihat seorang petani garam tersembunyi di sela-sela wadah yang berisi garam hasil pekerjaannya.... Disinilah Made Rai mencari nafkah untuk menyambung hidup seorang istri dan empat orang anaknya.
Beliau memiliki 20 petak penggaraman, tiap harinya dilakukan proses penyulingan yang berlangsung 5 sampai 7 hari mampu menghasilkan 200 ribu rupiah....
Tetesan keringat terus mengalir sedikit demi sedikit, Made Rai seakan tidak menghiraukan keringat tersebut. Mungkin yang ada dalam benaknya adalah bagaimana pulang dengan membawa hasil yang memuaskan tanpa peduli berapa banyak keringat yang telah bercucuran....
kampung ibuk rage ne...viewnya kren dsni
BalasHapuswihhhh kereeenn!! kapan" ikut sini satu ya ehehe
BalasHapuswiiih afdol, banyak refleksi, warna2nya asik jiesta....
BalasHapusmelon: hahaaha.... karangasem emang TOP!
BalasHapusade: siiaaap.... hehee... makasi de
krisna: makasi kris... kebetulan dapet refleksi bagus, cuaca juga mendukung... heheehe...
Permisiiii......
BalasHapusMau tanya niy....emang ladang garamnya ada di tianyar sebelah mana ya???kalau mau lihat-lihat bisa tidak ya???dan yang bisa dihubungi siapa???
terima kasih atas infonya
permisi... kalo tertarik untuk mmebeli garamnya bisa menghubungi siapa ya? mungkin ada contact person petani disana? trims
BalasHapus